Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management)
Manajemen Rantai Pasok Pasar merupakan kegiatan mengitegrasikan organisasi atau mitra yang saling bekerja sama untuk memenuhi pemintaan konsumen.
Building Block Supply Chain Management
Diurutkan dari yang paling atas ke paling bawah:
1. Competitiveness
Memiliki tujuan industri yang konkrit, memastikan barang yang diproduksi merupakan barang yang berkualitas, dan memastikan ketersediaan barang ada. Persaingan dihasilkan dari dua jalur, yaitu: keunggulan secara comparative (by luck dan inherently didapatkan) dan keunggulan secara advantages (melalui usaha sendiri atau keunggulan yang diupayakan)
2. Customer service
Terdiri dari tiga tahap:
- Pra-transactional
Menjaga hubungan baik dengan calon konsumen
- Transactional
Memastikan ketersedian barang, transportasi barang sampai ke tangan konsumen dengan kualitas yang masih terjaga
- Post-transactional
Menjaga hubungan dengan konsumen yang membeli barang, contoh melalui pemberian asuransi
3. Integration
Meliputi:
- Pemilihan mitra
- Tanggung jawab
- Leadership
4. Coordination
- Hubungan antar mitra setara, tidak ada yang di atas dan di bawah dan terikat dengan ikatan kontrak
- Adanya pemanfaatan teknologi, terutama dalam komunikasi dan pertukaran informasi yang semakin mudah dan cepat. Komunikasi dalam SCM sendiri terdiri dari 2 jenis: Komunikasi Business to Business dan Komunikasi Business to Consumer.
Hubungan Supply Chain Management (SCM) dengan Strategi
Strategi
Dalam SCM, strategi merupakan perencanaan yang terdiri dari beberapa kegiatan yang berbeda dari pesaing sehingga perusahaan memiliki nilai yang berbeda dari perusahaan lain. Jenis kegiatan yang dilakukan tersebut disesuaikan dengan target pasar.
Contoh:
Perusahaan IKEA
Target pasar: konsumen yang price sensitive
Kegiatan yang dimiliki IKEA dan berbeda dari kompetitor:
Menjual perabotan yang bisa dirakit sendiri sehingga pengangkutan juga bisa dilakukan sendiri oleh konsumen. Selain itu, IKEA memiliki lokasi display dan warehouse dalam satu lokasi sehingga menghemat biaya distribusi.
Kegiatan yang disesuaikan dengan target pasar disebut sebagai fit. Kesusaian tertinggi disebut optimization of effort.
Asal Usul Supply Chain Management
1. Channel research
Pelaksanaan riset terlebih dahulu untuk melakukan penundaan transportasi barang ke market agar cost distribusi dapat ditekan
2. Kolaborasi dan Kontribusi
Melibatkan manajemen dalam market, produksi, dan distribusi.
Pentinganya kolaborasi dan kontribusi adalah pada saat terjadi bullwhip effect. Bullwhip effect merupakan fenomena yang terjadi secara mengejutkan dan menganggu alur rantai pasok.
Terdapat 2 jenis bullwhip effect berdasarkan titik awal mula kejutan diterima:
a. Kejutan pada pasar
Permintaan meningkat secara mendadak
||
Toko dengan terpaksa memakai stock gudangnya
||
Toko meminta barang ke distributor
||
Distributor ke pabrik pemroduksi
Cara mencegah bullwhip effect tipe ini adalah dengan menentukan stock minimum yang harus dimiliki oleh toko yang menjadi batasan sebelum toko akhirnya mengorder barang. Harus dipastikan bahwa stock dalam gudang tidak boleh kosong. Ini karena terdapat rentang waktu antara pemesanan hingga barang dari pemasok sampai ke toko untuk akhirnya diberikan ke konsumen. Contoh lain dalam cara mengatasi adalah dibentuknya bulog oleh pemerintah sebagai buffer dalam mengatasi kelonjakan harga akibat kelangkaan barang di pasar.
b. Kejutan pada pabrik
Produksi tinggi, namun tiba-tiba pasar menjadi lesu (kelebihan produksi dari demand yang ada di pasar). Bullwhip effect tipe ini yang sulit untuk diatasi dan dicegah.
Konsumen harus memperoleh produk secepatnya (tidak boleh menunggu). Namun, butuh rentang waktu tertentu untuk memesan barang dari mitra sebelumnya (contoh: toko ke distributor; distributor ke produksi).
Logistic and Supply Chain Management
Supply Chain Management merupakan ilmu pengaturan sistem pengedaran produk antara konsumen dan distribusi yang dapat meningkatkan nilai ke konsumen dan menurunkan cost dalam suplai. Perbedaan ilmu SCM dulu dan modern adalah ilmu SCM modern lebih membahas efektivitas proses rantai pasok yang menguntungkan kedua arah. Sementara, ilmu SCM dulu hanya berfokuskan kepada tata cara suplai agar barang dapat sampai ke konsumen.
4 prinsip yang harus dimiliki manajer rantai pasok
- Responsiveness
Seberapa cepat manajer rantai pasok dapat menjawab kebutuhan konsumen.
- Reliability
- Resilience
- Relationship
Menjaga hubungan win-win antara mitra produksi dengan distributor
Fenomena Stock Out
Terdapat 2 respon konsumen:
1. Mencari produk substitusi (kerugian dialami pihak manufacturer produk)
2. Mencari produk sama di retail lain (kerugian dialami oleh retail tersebut)
2 faktor yang harus diperhatikan:
1. Profit setiap produk
2. Laju penurunan stock barang
Managing Global Pipeline
Terdapat tiga strategi dalam manajemen suplai logistik:
- Pabrik yang terfokus
Yaitu penempatan pabrik pada tempat efektif dan dikelilingi pasar dengan demand yang mirip
- Pemusatan inventory
Maksud dari pemusatan tidak harus selalu dalah hal hanya memiliki satu warehouse, tetapi dapat berupa pemusatan lini manajemen supply sehingga kontrol dapat dilakukan dengan mudah dan cepat
- Penundaan konfigurasi produksi
Masalah dalam Rantai Pasok
- Lebih memfokuskan kepada efisiensi dibandingkan efektivitas
Efisiensi mencerminkan seberapa cepat dan ekonomis proses distribusi logistik
Efektivitas mencerminkan kualitas produk akhir sampai ke tangan konsumen
- Globalisasi
Melibatkan berbagai negara. Contoh: bahan baku berasal dari negara A, hanya bisa dirakit di negara B, dan pasar pada negara C
- Banyak Pihak Ketiga
- Pengurangan Supplier
Membangun Rantai Pasok Berkelanjutan
Yang unik dari rantai pasok berkelanjutan dibandingkan dengan rantai pasok biasa ialah dalam pelaksanaannya, rantai pasok berkelanjutan turut mempertimbangkan aspek lingkungan dalam kegiatannya.
3 aspek penting:
- environment
- economy
- society
Comments
Post a Comment