Skip to main content

SEMESTER 6 DI TEKNOLOGI PANGAN BERSAMA "KETERAMPILAN MANAJEMEN" 1.0

Sumber: www.brainyquote.com

Keterampilan Manajemen

Semester baru dengan mata kuliah baru, yang berarti pula tantangan baru bagi saya dan teman-teman sebagai mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan menjelang tingkat akhir. Sejalan dengan judul mata kuliahnya, melalui kelas "Keterampilan Manajemen", kami akan dibekali oleh skills berkaitan dengan ilmu manajemen dan tentunya difokuskan pada penerapannya di dunia pangan. 

Kata "manajemen" sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Pada mata kuliah ini, tugas-tugas yang akan diberikan diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam melatih kemampuan manajemennya secara langsung. Ini berarti, pada mata kuliah ini, pembelajaran tidak terbatas hanya membahas mengenai ilmu manajemen yang sifatnya teoritis, tetapi lebih diarahkan ke pembelajaran yang penerapannya relevan di dunia nyata.

The Big Project: P-IRT

Salah satu tugas yang juga dapat dikatakan sebagai "big project" dari mata kuliah ini adalah tugas produksi dan pemasaran produk pangan, serta pengajuan ijin Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT). Pedoman pemberian SPP-IRT diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor Hk.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga.

SPP-IRT sendiri adalah jaminan tertulis yang diterbitkan oleh Bupati / Walikota terhadap produk pangan produksi industri rumah tangga bahwa industri tersebut telah memenuhi persyaratan yang ada untuk dengan layak memasarkan produknya. SPP-IRT ini berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang. Industri rumah tangga pangan yang sudah mendapatkan SPP-IRT juga akan memperoleh nomor P-IRT. Nomor P-IRT ini sifatnya wajib dicantumkan pada label kemasan pangan. 

Melalui tugas di atas, kemampuan mahasiswa dalam hal manajemen benar-benar diuji. Ini karena, mengajukan P-IRT memang bukan suatu hal yang mudah. Dibutuhkan keahlian dan strategi dalam me-manage berbagai sumber daya yang terbatas secara efesien. 

Pertama, sumber daya dalam hal waktu. Mahasiswa dituntut untuk dapat memanfaatkan kurun waktu satu semester yang terbilang singkat (sekitar 2-3 bulan) dengan baik, mengingat banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi dalam mengajukan P-IRT. Selain berkas-berkas yang jumlahnya tidak sedikit, pemohon juga harus mendapatkan Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan. Sertifikat ini dapat diperoleh dengan mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. Pengadaan penyuluhan biasanya  hanya pada kurun waktu tertentu atau hingga kuota jumlah orang yang mendaftarkan diri mengikuti penyuluhan sudah terpenuhi, yaitu biasanya sekitar 30 orang ke atas.

Kedua, sumber daya manusia atau dalam hal tenaga. Untuk memenuhi tugas ini, saya dan teman-teman akan dibagi ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok harus dapat memanfaatkan SDM-nya yang terbatas dengan baik, efektif, dan efisien. Pembagian tugas yang konkrit di dalam kelompok menjadi salah satu kunci keberhasilan untuk memastikan segala tugas dapat tertangani. Contoh pembagian yang dapat dilakukan adalah dengan membagi ke dalam tiga lingkup tugas inti, yaitu Produk, Pemasaran, dan Keuangan.

1st Meeting and What's Next?

Pertemuan pertama mata kuliah ini, berisikan tentang penjelasan singkat tentang apa yang akan dipelajari selama perkuliahan, output yang diharapkan dalam mengikuti kelas ini, serta sistem tugas dan penilaian (yang sudah dijelaskan pada tulisan saya di atas). Selain itu, pada pertemuan ini, sudah ada list produk pangan yang akan diproduksi dan dibuat ijin P-IRT nya oleh setiap kelompok. 

Pada pertemuan berikutnya, jumlah pembagian kelompok dan pengundian produk pangan untuk setiap kelompok baru akan dilakukan. Saya akan menceritakan perjalanan saya dan teman-teman dalam menempuh mata kuliah "Keterampilan Manajemen", terutama dalam hal mengajukan ijin P-IRT pada post-post selanjutnya. Tentunya, akan ada lebih banyak informasi yang sifatnya lebih lengkap dan spesifik yang bisa saya berikan kepada Anda, khususnya terkait P-IRT.  

Jadi, tetap stay tuned dan sampai jumpa di post saya berikutnya! :D

Tidak lupa, saya ingin mengucapkan Big Thanks untuk Bapak Albert Kuhon selaku dosen pengampu mata kuliah "Keterampilan Manajemen" atas ilmu dan informasi yang diberikan, dan juga menjadi sumber ide bahasan pada unggahan ini.

Comments

Popular posts from this blog

Fermentasi dalam Pembuatan Wine

Fermentasi adalah salah satu cara pemrosesan bahan pangan dengan memanfaatkan mikroorganisme (bakteri atau jamur) atau enzim yang dihasilkan oeh mikroorganisme. Contoh penerapan dari fermentasi yang memanfaatkan mikroorganisme, yaitu pada pembuatan wine. Wine Wine bisa dibuat dari beberapa bahan dasar, terutama buah-buahan , seperti anggur, berry-berry-an bahkan pisang. Red wine and White wine Wine dengan bahan dasar anggur terdiri dari 2 jenis, wine merah ( red wine)  dan wine putih ( white wine ).  Red wine  terbuat dari anggur merah, sedangkan white wine   terbuat dari anggur putih. Sumber :  http://www.millfieldwines.com/red-or-white-making-the-right-decision/ Cara pembuatan wine dari anggur Pembuatan wine dengan bahan dasar anggur memanfaatkan yeast atau ragi  Saccharomyces cerevisiae . Berikut adalah tahapan dalam pembuatan wine. 1. Anggur dihancurkan hingga terbentuk jus. 2. Menambahkan gula dan yeast ke dalam jus. Yeast atau ra...

Pameran Produk Mahasiswa Universitas Surya

Pada hari Rabu tanggal 25 Juli 2018, mahasiswa  Nutrition and Food Technology  Universitas Surya mengadakan pameran produk hasil tugas mata kuliah Keterampilan Manajemen.  Kunjungan ke display produk dodol durian "Dolan" Terdapat total 13 produk makanan yang dipamerkan, yaitu: Abon Ikan "Bon Bon" Permen Cokelat "Chocoday" Dodol Durian "Dolan" Telur Gabus Manis "Gaju" Enting-Enting Gepuk "Genting" Kastengel "Kaasstle" Nastar "Nastahhh" Opak Singkong "Oppa" Ampyang "Palmnotte" Emping Melinjo "Ping-O" Sambal Tempe Kering "Satempe" Sumpia "Tiga Saudara" Wajik "Wadjiek"

Potential Solutions to Global Food Crisis

Krisis pangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan dalam mengakses, memperoleh, atau membeli makanan. Salah satu sumber utama dari krisis pangan yang terjadi di dunia adalah adanya ketidakseimbangan antara peningkatan jumlah penduduk dengan usaha untuk tentap menjaga ketersedian pangan sekaligus pelestarian lingkungan beserta ekosistemnya secara berkelanjutan. Masalah pertumbuhan jumlah manusia yang pesat juga diperparah dengan terjadinya kelangkaan air bersih, erosi/kerusakan tanah, dan perubahan iklim. Masalah-masalah tersebut kian memacu problema krisis pangan global. Fraser, dkk. dalam artikel jurnal yang berjudul "Biotechnology or Organic? Extensive or Intensive? Global or Local? A Critical Review of Potential Pathways to Resolve the Global Food Crisis" mengkaji berbagai perspektif dalam menyelesaikan isu krisis pangan beserta opini yang saling bertolak belakang terkait perspetif tersebut. Menurut Fraser, dkk., krisis pangan dapat disebabkan oleh dua hal: ...