Skip to main content

Intensifikasi Produksi Pangan dengan Peningkatan Efektivitas Fotosintesis

Populasi manusia di dunia semakin meningkat. Diperkirakan pada tahun 2050, populasi dunia dapat mencapai 9,6 miliar jiwa. Peningkatan jumlah manusia ini dikhawatirkan tidak dibarengi dengan peningkatan produksi makanan. Oleh karena itu, dibutuhkan terobosan-terobosan dalam upaya meningkatkan produksi pangan secara global. Secara umum, peningkatan produksi makanan dapat dilakukan secara ekstensifikasi dan intensifikasi. Ekstensifikasi berarti peningkatan produksi dengan  memperluas lahan-lahan untuk dijadikan lahan produksi pangan (pertanian/perternakan). Sementara, intensifikasi lebih ke raha upaya meningkatkan produktivitas hasil pertanian dari lahan yang sudah ada. Ort, dkk. (2015) melalui penelitiannya yang berjudul "Redesigning photosynthesis to sustainably meet global food and bioenergy demand" membahas mengenai upaya peningkatan produksi pangan secara intensifikasi, yaitu dengan meningkatkan efektivitas dari fotosintesis tanaman. 

https://biologywise.com

Beberapa cara yang diajukan dalam rangka peningkatan efektivitas fotosintesis dari tanaman adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi light harvesting pigment
2. Menjadikan fotosistem 1 sebagai pusat fotosintesis
3. Mengganti klorofil d dengan a
4. Meningkatkan serapan karbon
5. Meningkatkan konversi karbon tanaman
6. Mengganti jalur respirasi

Untuk mencapai beberapa target di atas, dapat diterapkan beberapa teknologi berupa:
1. Transformasi plastid
2. Activator transcription dan sistem Cas9
3. Redesign sistem fotosintesis dengan model sistem yang sudah ada dan dinilai lebih efisien, seperti pada cyanobacteria atau alga hijau 

Adapun terdapat ide lain untuk meningkatkan efisiensi fotosintesis tanaman, yaitu menerapkan smart canopy. Ide dari smart canopy ini bahwa keseluruhan daun tanaman kurang bisa memanfaatkan sinar matahari secara maksimal dan merata. Ini karena morfologi dari tanaman dengan daun pada bagian bawah akan tertutup dengan daun bagian atas, sehingga menjadi kurang mendapat akses cahaya matahari sebagai sumber energi menjalankan fotosintesis. Oleh karena itu, ide smart canopy ini menerapkan sistem berikut untuk meningkatkan penerimaan cahaya dan produksi biomassa tanaman:
1. Daun vertikal pada bagian atas, dan horizontal pada bagian bawah.
Sehingga, daun bagian terbawah tanaman pun juga dapat menerima energi sinar matahari.
2. Rubisco sebagai enzim pengikat senyawa karbon bersifat katalistik tinggi pada daun bagian atas dan bersifat spesifitas tinggi pada daun bagian bawah. 
3. Sistem light gathering anthena

Sumber:
Ort, D. R., Merchant, S. S., Alric, J., Barkan, A., Blankenship, R. E., Bock, R., ... & Moore, T. A. (2015). Redesigning photosynthesis to sustainably meet global food and bioenergy demand. Proceedings of the national academy of sciences, 112(28), 8529-8536.

Comments

Popular posts from this blog

Fermentasi dalam Pembuatan Wine

Fermentasi adalah salah satu cara pemrosesan bahan pangan dengan memanfaatkan mikroorganisme (bakteri atau jamur) atau enzim yang dihasilkan oeh mikroorganisme. Contoh penerapan dari fermentasi yang memanfaatkan mikroorganisme, yaitu pada pembuatan wine. Wine Wine bisa dibuat dari beberapa bahan dasar, terutama buah-buahan , seperti anggur, berry-berry-an bahkan pisang. Red wine and White wine Wine dengan bahan dasar anggur terdiri dari 2 jenis, wine merah ( red wine)  dan wine putih ( white wine ).  Red wine  terbuat dari anggur merah, sedangkan white wine   terbuat dari anggur putih. Sumber :  http://www.millfieldwines.com/red-or-white-making-the-right-decision/ Cara pembuatan wine dari anggur Pembuatan wine dengan bahan dasar anggur memanfaatkan yeast atau ragi  Saccharomyces cerevisiae . Berikut adalah tahapan dalam pembuatan wine. 1. Anggur dihancurkan hingga terbentuk jus. 2. Menambahkan gula dan yeast ke dalam jus. Yeast atau ra...

Pameran Produk Mahasiswa Universitas Surya

Pada hari Rabu tanggal 25 Juli 2018, mahasiswa  Nutrition and Food Technology  Universitas Surya mengadakan pameran produk hasil tugas mata kuliah Keterampilan Manajemen.  Kunjungan ke display produk dodol durian "Dolan" Terdapat total 13 produk makanan yang dipamerkan, yaitu: Abon Ikan "Bon Bon" Permen Cokelat "Chocoday" Dodol Durian "Dolan" Telur Gabus Manis "Gaju" Enting-Enting Gepuk "Genting" Kastengel "Kaasstle" Nastar "Nastahhh" Opak Singkong "Oppa" Ampyang "Palmnotte" Emping Melinjo "Ping-O" Sambal Tempe Kering "Satempe" Sumpia "Tiga Saudara" Wajik "Wadjiek"

Potential Solutions to Global Food Crisis

Krisis pangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan dalam mengakses, memperoleh, atau membeli makanan. Salah satu sumber utama dari krisis pangan yang terjadi di dunia adalah adanya ketidakseimbangan antara peningkatan jumlah penduduk dengan usaha untuk tentap menjaga ketersedian pangan sekaligus pelestarian lingkungan beserta ekosistemnya secara berkelanjutan. Masalah pertumbuhan jumlah manusia yang pesat juga diperparah dengan terjadinya kelangkaan air bersih, erosi/kerusakan tanah, dan perubahan iklim. Masalah-masalah tersebut kian memacu problema krisis pangan global. Fraser, dkk. dalam artikel jurnal yang berjudul "Biotechnology or Organic? Extensive or Intensive? Global or Local? A Critical Review of Potential Pathways to Resolve the Global Food Crisis" mengkaji berbagai perspektif dalam menyelesaikan isu krisis pangan beserta opini yang saling bertolak belakang terkait perspetif tersebut. Menurut Fraser, dkk., krisis pangan dapat disebabkan oleh dua hal: ...