Skip to main content

Prosedur Ekspor di Indonesia

Syarat Perusahaan Melakukan Ekspor

1. Harus ber-badan hukum, yaitu dalam bentuk :
- CV (Commanditaire Vennotschap)
- Firma
- PT (Perseroan Terbatas)
- Persero (Perusahaan Perseroan)
- Perum (Perusahaan Umum)
- Perjan (Perusahaan Jawatan)
- Koperasi

2. Memiliki NPWP (Nomor Wajib Pajak)

3. Mempunyai salah satu izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah seperti:
- Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Dinas Perdagangan
- Surat Izin Industri dari Dinas Perindustrian
- Izin Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) atau Penanaman Modal Asing (PMA) yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Prosedur Ekspor

Proses Kontrak Antara Eksportir dan Importir
Setelah kesepakatan telah tercapai, maka proses ekspor impor pun dapat dilakukan.
Sumber: http://djpen.kemendag.go.id
1. Melakukan pengecekan terhadap regulasi yang berlaku di negara pengekspor apakah barang diperbolehkan untuk diekspor


2. Melakukan pengecekan daftar Harmonized System 
Harmonized System (HS) adalah suatu daftar penggolongan barang yang dibuat secara sistematis dengan tujuan mempermudah penarifan, transaksi perdagangan, pengangkutan dan statistik yang telah diperbaiki dari sistem klasifikasi sebelumnya. 

3. Melakukan pengecekan perlu tidaknya karantina

4. Keterangan vito sanitary

5. Mengurus Nomor Induk Kepabeanan (NIK)

6. Pembukaan Letter of Credit (L/C) oleh importir
* Importir akan meminta Opening Bank (Bank Devisa) untuk membuka Letter of Credit sebagai jaminan dan dana yangdigunakan untuk melakukan pembayaran kepada Eksportir sesuai dengan kesepakatan pada sales contract
Opening bank melakukan pembukaan L/C melalui bank koresponden di negara eksportir (Advising bank). Proses pembukaan L/C ini dilakukan melalui media elektronik, sedangkan penegasan dalam bentuk tertulisnya akan dituangkan dalam L/C confirmation yang diteruskan dari opening bank kepada advising bank untuk disampaikan kepada eksportir.
Advising bank memeriksa keabsahan pembukaan L/C. Apabila sesuai, advising bank mengirimkan surat pengantar (L/C advice) kepada eksportir yang berhak menerima. Advising bank yang juga diminta oleh opening bank untuk menjamin pembayaran atas L/C disebut sebagai confirming bank.

7. Persiapan barang dan dokumen oleh eksportir
Dokumen yang dipersiapkan termasuk NIK, SIUP, NPWP, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), daftar kemasan, dan invoice.


Cargo Shipment Process
Sumber: http://djpen.kemendag.go.id
8. Eksportir melakukan shipment booking kepada shipping company 
Dalam hal ini, pengiriman barang oleh eksportir mengacu pada L/C advice yang telah diterima.

9. Pengurusan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) ke kantor bea cukai oleh eksportir
Pendaftaran PEB disertai dengan Nomor Induk Perusahaan (NIPER) dan dilengkapi dokumen pelengkap, meliputi: 
- Invoice dan Packing List
- Bukti Bayar PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak)
- Bukti Bayar Bea Keluar (dalam hal barang ekspor dikenai Bea Keluar)
- Dokumen dari intansi teknis terkait (dalam hal barang ekspor terkena ketentuan larangan dan/atau pembatasan)

Setelah itu, dilakukan pelunasan pajak ekspor. Pengajuan PEB paling cepat 7 hari sebelum tanggal perkiraan ekspor dan paling lambat sebelum barang ekspor masuk Kawasan Pabean.

10. Pengurusan Izin Muat Barang oleh eksportir di Bea Cukai

11. Pengurusan Surat Keterangan Negara Asal (SKA) oleh eksportir di Dinas Perdangangan/Perindustrian

12. Survey barang oleh independen surveyor

13. Pemuatan barang oleh shipping company
Shipping company menyerahkan bukti penerimaan barang, kontrak angkutan, bukti kepemilikan barang (bill of lading untuk kapal laut atau airway bill untuk kapal udara), serta dokumen pengapalan lainnya jika ada kepada eksportir. 


14. Pengiriman dokumen oleh eksportir kepada advising bank untuk dikirimkan ke opening bank
Dokumen mencakup dokumen yang telah diberikan oleh shippig company, beserta Izin Muat Barang, SKA, invoice, packing list, sertifikasi mutu, dan dokumen lain yang sudah tercantum pada L/C. Setelah semua dokumen sudah lengkap dan dapat dijamin keabsahannya, maka advising bank akan melakukan pembayaran ke eksportir.


15. Pengiriman dokumen dari advising bank ke opening bank

16. Pengecekan keabsahan dokumen oleh opening bank
Bila sudah diperiksa, opening bank akan memberikan reimbursement ke advising bank.

17. Opening bank memerintahkan importir melakukan pelunasan kewajiban pembayaran
Setelah lunas, dokumen baru bisa diberikan ke importir. Dokumen tersebut diperlukan untuk pengambilan barang oleh importir.


18. Penyerahan dokumen-dokumen ke importir

19. Importir mengurus import clearance dengan pihak bea cukai di pelabuhan

20. Importir mengambil muatan di shipping company
Penyerahan barang ke importir dilakukan bila biasa jasa pengiriman telah dilunasi.

Comments

Popular posts from this blog

Fermentasi dalam Pembuatan Wine

Fermentasi adalah salah satu cara pemrosesan bahan pangan dengan memanfaatkan mikroorganisme (bakteri atau jamur) atau enzim yang dihasilkan oeh mikroorganisme. Contoh penerapan dari fermentasi yang memanfaatkan mikroorganisme, yaitu pada pembuatan wine. Wine Wine bisa dibuat dari beberapa bahan dasar, terutama buah-buahan , seperti anggur, berry-berry-an bahkan pisang. Red wine and White wine Wine dengan bahan dasar anggur terdiri dari 2 jenis, wine merah ( red wine)  dan wine putih ( white wine ).  Red wine  terbuat dari anggur merah, sedangkan white wine   terbuat dari anggur putih. Sumber :  http://www.millfieldwines.com/red-or-white-making-the-right-decision/ Cara pembuatan wine dari anggur Pembuatan wine dengan bahan dasar anggur memanfaatkan yeast atau ragi  Saccharomyces cerevisiae . Berikut adalah tahapan dalam pembuatan wine. 1. Anggur dihancurkan hingga terbentuk jus. 2. Menambahkan gula dan yeast ke dalam jus. Yeast atau ra...

Mengenal Table Manner - Sejarah Singkat, Aplikasi, dan Teknis Pelaksanaan

Table manner memiliki arti etika yang berlaku pada saat proses makan bersama-sama di meja makan . Beberapa aplikasi table manner ini sebenarnya sudah cukup familiar pada kehidupan kita sehari-hari. Contohnya pada saat makan bersama keluarga, orang tua kita tentunya pernah memberi tahu untuk tidak berisik (mengecap) saat makan, atau juga tidak baik untuk mulai makan sebelum orang yang lebih tua dari kita makan. Hal-hal umum yang sudah diberitahukan orang tua kita tersebut merupakan contoh dari table manner . Meskipun, intensitas dari table manner yang diaplikasikan tidak begitu ketat. Aplikasi table manner yang sangat terperinci dan ketat biasanya ditemukan pada jamuan makan yang sifatnya formal, seperti undangan dari pejabat di hotel atau acara-acara penting lain yang sifatnya formal. Adapun table manner yang sangat ketat pertama kali diterapkan di wilayah Eropa , yaitu Perancis oleh Raja Louis pada abad ke-17. Hal-hal yang harus dihindari pada saat mengaplikasikan ta...

Introduction

Salam untuk para pengunjung dan pembaca Natalya Kantana's Blog. Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Saya adalah mahasiswa baru di universitas yang masih baru juga yang ada di Serpong yaitu Universitas Surya. Saya berkuliah di jurusan Nutrition and Food Technology atau orang-orang lebih mengenalnya dengan sebutan foodtech atau dalam Bahasa Indonesia disebut Teknologi Pangan. Di blog ini, rencananya, saya akan berbagi sedikit informasi seputar jurusan Teknologi Pangan. Secara sekilas, Jurusan Teknologi Pangan adalah salah satu jurusan yang ada dalam fakultas ilmu hayati. Jurusan Teknologi Pangan mempelajari bagaimana pemanfaatan teknologi dalam pengembangan dan pemrosesan makanan. Teknologi pangan mempelajari segala tentang makanan, mulai dari mengidentifikasi bahan pangan sehingga bisa diketahui sifat-sifat bahan pangan tersebut, baik nilai nutrisi sampai kandungan kimia yang ada dalam bahan pangan tersebut. Selain itu, jurusan teknologi ...