Skip to main content

Perdata Perjanjian

Apa itu Perjanjian?

Adalah hubungan manusia yang menghasilkan suatu perbuatan dan tanggung jawab secara hukum. Perjanjian dapat atau tidak dapat mewajibkan seseorang melakukan sesuatu.
Contoh: perjanjian sewa. Penyewa wajib membayar. Pemilik rumah hanya menyediakan rumah, tapi HARUS  menjamin tidak ada sengketa dan membebaskan penyewa dari gugatan pihak lain. 

Ada 2 jenis perjanjian
1. Perjanjian merugikan: harus melakukan sesuatu
2. Perjanjian cuma-cuma

Unsur wajib dalam perjanjian
- Minimal melibatkan 2 pihak
- Semua pihak harus setuju
- Harus dijalani 
- Adanya persyaratan dalam perjanjian

Syarat sebuah perjanjian sah
- Sepakat
- Pihak yang terlibat memang memiliki kemampuan membuat perjanjian
- Ada pokok persoalan
- Ada sebab yang sah

2 hal menyebabkan terjadinya perkara perdata
- Ingkar janji (warprestasi)
Kesepakatan yang timbul dalam suatu perjanjian bagaikan UU bagi yang terlibat dalam perjanjian tersebut
- Pelanggaran hukum
Contoh: perceraian

Mendaftarkan dan Proses Perkara Perdata di Pengadilan

Untuk membawa sebuah kasus afar diproses di pengadilan, tidak ada batasan, dapat kapan saja dilakukan tanpa musyawarah. Tetapi, haruslah memiliki bukti yang cukup meliputi: dokumen tertulis, kesaksian, dan surat penting lainnya

Sidang pertama pengadilan ditetapkan hakim ketua pengadilan. Hakim ketua pengadilan juga merupakan orang yang mengatur diadakannya mediasi antara pihak yang berselisih. Sehingga, mediasi terjadi dan merupakan bagian dari sidang, di mana sidang pertama adalah mediasi.

Arbritase sebagai Alternatif Pengadilan

Penyelesaian perkara perjanjian selain di pengadilan dapat pula dilakukan di arbritase, bila pada perjanjian telah disepakati seperti demikian. Arbritase sebagai organisasi swasta merupakan badan lain yang ditunjuk oleh kedua pihak untuk membantu menyelesaiakan perselisihan. Arbiter (hakim arbritrasi) harus memiliki latar belakang hukum atau bisnis, umumnya anggota dari perkumpulan arbiter, dan harus disepakati oleh kedua belah pihak.

Comments

Popular posts from this blog

Fermentasi dalam Pembuatan Wine

Fermentasi adalah salah satu cara pemrosesan bahan pangan dengan memanfaatkan mikroorganisme (bakteri atau jamur) atau enzim yang dihasilkan oeh mikroorganisme. Contoh penerapan dari fermentasi yang memanfaatkan mikroorganisme, yaitu pada pembuatan wine. Wine Wine bisa dibuat dari beberapa bahan dasar, terutama buah-buahan , seperti anggur, berry-berry-an bahkan pisang. Red wine and White wine Wine dengan bahan dasar anggur terdiri dari 2 jenis, wine merah ( red wine)  dan wine putih ( white wine ).  Red wine  terbuat dari anggur merah, sedangkan white wine   terbuat dari anggur putih. Sumber :  http://www.millfieldwines.com/red-or-white-making-the-right-decision/ Cara pembuatan wine dari anggur Pembuatan wine dengan bahan dasar anggur memanfaatkan yeast atau ragi  Saccharomyces cerevisiae . Berikut adalah tahapan dalam pembuatan wine. 1. Anggur dihancurkan hingga terbentuk jus. 2. Menambahkan gula dan yeast ke dalam jus. Yeast atau ra...

Pameran Produk Mahasiswa Universitas Surya

Pada hari Rabu tanggal 25 Juli 2018, mahasiswa  Nutrition and Food Technology  Universitas Surya mengadakan pameran produk hasil tugas mata kuliah Keterampilan Manajemen.  Kunjungan ke display produk dodol durian "Dolan" Terdapat total 13 produk makanan yang dipamerkan, yaitu: Abon Ikan "Bon Bon" Permen Cokelat "Chocoday" Dodol Durian "Dolan" Telur Gabus Manis "Gaju" Enting-Enting Gepuk "Genting" Kastengel "Kaasstle" Nastar "Nastahhh" Opak Singkong "Oppa" Ampyang "Palmnotte" Emping Melinjo "Ping-O" Sambal Tempe Kering "Satempe" Sumpia "Tiga Saudara" Wajik "Wadjiek"

Potential Solutions to Global Food Crisis

Krisis pangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan dalam mengakses, memperoleh, atau membeli makanan. Salah satu sumber utama dari krisis pangan yang terjadi di dunia adalah adanya ketidakseimbangan antara peningkatan jumlah penduduk dengan usaha untuk tentap menjaga ketersedian pangan sekaligus pelestarian lingkungan beserta ekosistemnya secara berkelanjutan. Masalah pertumbuhan jumlah manusia yang pesat juga diperparah dengan terjadinya kelangkaan air bersih, erosi/kerusakan tanah, dan perubahan iklim. Masalah-masalah tersebut kian memacu problema krisis pangan global. Fraser, dkk. dalam artikel jurnal yang berjudul "Biotechnology or Organic? Extensive or Intensive? Global or Local? A Critical Review of Potential Pathways to Resolve the Global Food Crisis" mengkaji berbagai perspektif dalam menyelesaikan isu krisis pangan beserta opini yang saling bertolak belakang terkait perspetif tersebut. Menurut Fraser, dkk., krisis pangan dapat disebabkan oleh dua hal: ...