Supply Chain Knowledge Management
Apa itu Knowledge Management?
Knowledge Management merupakan suatu sistem yang diisi oleh pengetahuan dan informasi, kemudian dikelola sehingga ketika sistem tersebut diberikan sebuah rangsangan, sistem dapat mendukung pengambilan keputusan. Database dalam sistem knowledge management yang membuat ketika sistem dimasukkan data, sistem akan memproses dan mengambil keputusan.
3 Aspek Penting dalam Knowledge Management
Adaptability: kemampuan dalam menyesuaikan desain rantai pasok terhadap rantai pasar
Agility: kemampuan merespon cepat permintaan pasar
Alignment: kemampuan menyesuaikan dengan permintaan pasar
Upaya exploitation dan exploration dalam membangun knowledge management harus seimbang. Exploration menggunakan pengetahuan yang baru, sementara exploitation menggunakan pengetahuan yang ada.
Bagaimana knowledge management diterapkan dalam supply chain management dan dalam usaha untuk memperbaikinya?
1. Pengurangan cycle time dengan kegiatan akuisisi pengetahuan dan distribusi informasi
Cycle time merupakan waktu yang dibutuhkan dalam proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Pengetahuan yang dimiliki dapat mempersingkat cycle time dengan menciptakan desain produksi yang lebih efektif, di mana beberapa proses tidak harus dilakukan secara berurutan dan bila memungkinkan dapat dilakukan secara bersamaan.
2. Konfigurasi rantai pasok agar waktu lebih dinamis
3. Perpaduan pengetahuan, teknologi, dan informasi dalam menghasilkan knowledge workers
Knowledge management dalam manajemen rantai pasok juga dapat diterapkan pada area outsourcing, new product development, construction, decision support, risk management, dan area lainnya.
Strategi dalam mengatur permintaan dan supply
1. Supply focused process
2. Demand focused process
Web semantic
Penyusunan perintah-perintah yang bermakna khusus dalam penyusunan web, sehingga ketika dimasukkan sebuan perintah, sistem mengerti dan dapat menerjemahkan perintah.
Membangun Knowledge Management
Outsourcing seringkali diterapkan dalam membangun Knowledge Management, di mana usaha ini menggunakan tenaga orang luar. Dalam melakukan outsorcing, pemilihan orang yang akan diajak bekerja sama harus dilakukan dengan cermat. Orang luar harus dapat dipercaya agar sistem tidak di-hack atau diberikan bug. Pengetahuan yang dimiliki sangatlah banyak (dispersed), sehingga harus dibatasi pengetahuan yang di-input sesuai dengan apa yang kita harapkan ada dalam sistem. Dalam outsourcing, sebaiknya ada beberapa pengetahuan yang harus disembunyikan dari umum dan sifanya hanya bisa diakses oleh admin atau orang tertentu (contoh: resep, dll).
Sustainable Supply Chain Management in “Base of the Pyramid” Food Projects
![]() |
Wealth of Pyramid Dasar piramida merupakan populasi termiskin, dengan jumlah populasi terbanyak Sumber: Wikipedia |
Base of the pyramid adalah konsep yang fokus pada pembangunan atau penyejahteraan bagian dasar dari piramid, yang berisikan populasi miskin melalui kewirausahaan. Konsep ini percaya bahwa populasi di tingkat bawah pirmaid tersebut dapat menjadi rekan bisnis.
3 Fokus SSCM: social, ekonomi, & lingkungan
Kolaborasi antara penerapan SSCM dengan konsep base of the pyramid dapat menyempurnakan triple bottom line (sosial, ekonomi, dan lingkungan).
Performa rantai pasok berkelanjutan berdasarkan 3 aspek tersebut dapat diukur, yaitu:
*Ekonomi: profitabilitas dan keuntungan di luar projek
*Sosial: penghasilan, peningkatan pendidikan, dan kesehatan, dan pengembangan kapasitas di populasi terbawah base of pyramid
*Lingkungan: belum ada fokus yang teidentifikasi, namun masalah lingkungan mulai menjadi perhatian
Contoh penerapan SSCM dengan konsep base of pyramid:
Great Giant bekerja sama dengan petani, yaitu dengan menyediakan bibit unggul ke petani yang memiliki lahan sendiri, kemudian perusahaan tersebut memasarkan hasil tanaman ke luar negeri. Kegiatan tersebut menciptakan hubungan mutualisme. Great Giant memperoleh keuntungan, yaitu perusahaan tidak perlu memiliki lahan yang luas namun tetap memiliki produksi yang besar. Petani juga meningkat kesejahteraannya, yaitu hasil pertanian berkualitas lebih baik sehingga berpeluang untuk dijual dengan harga yang lebih kompetitif.
Principles of Halal Supply Chain Management
Halal
Segala sesuatu yang diperbolehkan untuk dikonsumsi berdasarkan syariat Islam, terutama dalam makanan dan minuman (terhindar dari haram)
Kontrol logistik dibutuhkan dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pengembangan, hingga produk sampai ke tangan konsumen.
Tingkatan fondasi halal dalam logistik:
1. Persepsi masyarakat Muslim
2. Bahaya kontaminasi
3. Kontak langsung dengan objek haram
Pada negara non muslim, biasanya cakupan logistik yang halal hanya sampai pada bahaya kontaminasi dan kontak langsung dengan objek haram. Hal ini karena pada negara mayoritas non muslim, persepsi lebih bersifat heterogen.
Tujuan penerapan logistik halal:
- Menciptakan sistem logistik halal secara global
- Meminimalisasi kesulitan industri halal
- Mencegah kontaminasi silang antara halal dan haram
- Menciptakan evolusi nilai-nilai halal dalam rantai pasokan secara lengkap
Penerapan rantai pasok halal untuk produk daging:
- Diberi pakan yang halal
- Tidak boleh diberi obat yang mengandung bahan haram
- Penyembelihan harus sesuai syariat Islam
Yaitu orang yang menyembelih harus Muslim & harus mengucapkan “dalam nama Allah” sebelum penyembelihan
- Harus dipisahkan dengan layak
Pemisahan mencakup penanganan, pengangkutan, dan penyimpanan
Hambatan dalam manajemen rantai pasok halal:
- Hambatan dalam menjaga produk halal di negara non-muslim
Penyimpanan dingin, konsolidasi pada pengiriman udara, dsb.
- Tingkat segregasi pada distribusi dari produsen ke konsumen pada negara non-muslim
Dalam upaya mencapai rantai pasok produk yang halal, diperlukan dukungan dari pemerintah, sumber daya manusia baik internal maupun eksternal perusahaan, hubungan kolaboratif, aset khusus, teknologi informasi, dan panutan.
Comments
Post a Comment