Skip to main content

Introduction

Salam untuk para pengunjung dan pembaca Natalya Kantana's Blog.



Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Saya adalah mahasiswa baru di universitas yang masih baru juga yang ada di Serpong yaitu Universitas Surya. Saya berkuliah di jurusan Nutrition and Food Technology atau orang-orang lebih mengenalnya dengan sebutan foodtech atau dalam Bahasa Indonesia disebut Teknologi Pangan.

Di blog ini, rencananya, saya akan berbagi sedikit informasi seputar jurusan Teknologi Pangan. Secara sekilas, Jurusan Teknologi Pangan adalah salah satu jurusan yang ada dalam fakultas ilmu hayati. Jurusan Teknologi Pangan mempelajari bagaimana pemanfaatan teknologi dalam pengembangan dan pemrosesan makanan. Teknologi pangan mempelajari segala tentang makanan, mulai dari mengidentifikasi bahan pangan sehingga bisa diketahui sifat-sifat bahan pangan tersebut, baik nilai nutrisi sampai kandungan kimia yang ada dalam bahan pangan tersebut. Selain itu, jurusan teknologi pangan juga mempelajari cara pemrosesan makanan, mulai dari cara yang sederhana sampai cara yang modern dan memanfaatkan teknologi dalam pemrosesnya. Pemrosesan makanan ini dimulai dari penananam atau peternakan sumber daya hayati, pengambilan hasil tanam atau ternak, sampai pengolahan bahan pangan tersebut hingga bisa dan layak untuk dipasarkan dan didistribusikan sampai ke tangan konsumen.

Masalah keberlanjutan (sustainabilty) menjadi salah satu masalah yang crucial yang dihadapi saat ini, khususnya mengenai keberlangsungan pemenuhan kebutuhan makanan. Masalah ini mulai muncul dan menjadi perbincangan dunia khususnya saat beredarnya teori dari suatu organisasi yang menyatakan bahwa suatu saat makanan akan habis karena tidak seimbangnya jumlah produksi makanan dengan pertumbuhan penduduk dunia yang melesat. Tetapi, masalah dalam teori ini bisa diatasi dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi, khususnya dalam bidang pangan. Kemajuan teknologi yang ada diharapkan bisa menambah efektivitas dalam pemrosesan makanan secara keseluruhan bahkan dalam memberikan nilai tambah kepada makanan yang dihasilkan. Kemajuan teknologi diharapkan juga bisa menghasilkan produk pangan baru yang bermanfaat.

Contoh pemanfaatan teknologi dalam mengolah bahan pangan adalah adanya mesin pemotong sapi. Mesin ini membuat pekerjaan memotong sapi lebih mudah, efisien dan terlihat tidak terlalu "sadis". Pekerjaan memotong sapi yang memerlukan banyak orang untuk mengerjakannya bisa digantikan dengan kerja mesin ini. Sapi yang dimasukan pada mesin akan dibuat tidak sadarkan diri lalu sapi yang sudah terkulai lemas itu digantung dan dibawa ke tahap selanjutnya yaitu pembersihan dan pemotongan sapi. Pada bidang pertanian, teknologi juga dipakai untuk mempermudah pengairan dan pemberian pestisida serta pupuk, khususnya untuk lahan pertanian yang luas. Diharapkan, kemajuan teknologi di bidang pangan ini juga bisa diterapkan dan dimanfaatkan di Indonesia.

Comments

Popular posts from this blog

Fermentasi dalam Pembuatan Wine

Fermentasi adalah salah satu cara pemrosesan bahan pangan dengan memanfaatkan mikroorganisme (bakteri atau jamur) atau enzim yang dihasilkan oeh mikroorganisme. Contoh penerapan dari fermentasi yang memanfaatkan mikroorganisme, yaitu pada pembuatan wine. Wine Wine bisa dibuat dari beberapa bahan dasar, terutama buah-buahan , seperti anggur, berry-berry-an bahkan pisang. Red wine and White wine Wine dengan bahan dasar anggur terdiri dari 2 jenis, wine merah ( red wine)  dan wine putih ( white wine ).  Red wine  terbuat dari anggur merah, sedangkan white wine   terbuat dari anggur putih. Sumber :  http://www.millfieldwines.com/red-or-white-making-the-right-decision/ Cara pembuatan wine dari anggur Pembuatan wine dengan bahan dasar anggur memanfaatkan yeast atau ragi  Saccharomyces cerevisiae . Berikut adalah tahapan dalam pembuatan wine. 1. Anggur dihancurkan hingga terbentuk jus. 2. Menambahkan gula dan yeast ke dalam jus. Yeast atau ra...

Pameran Produk Mahasiswa Universitas Surya

Pada hari Rabu tanggal 25 Juli 2018, mahasiswa  Nutrition and Food Technology  Universitas Surya mengadakan pameran produk hasil tugas mata kuliah Keterampilan Manajemen.  Kunjungan ke display produk dodol durian "Dolan" Terdapat total 13 produk makanan yang dipamerkan, yaitu: Abon Ikan "Bon Bon" Permen Cokelat "Chocoday" Dodol Durian "Dolan" Telur Gabus Manis "Gaju" Enting-Enting Gepuk "Genting" Kastengel "Kaasstle" Nastar "Nastahhh" Opak Singkong "Oppa" Ampyang "Palmnotte" Emping Melinjo "Ping-O" Sambal Tempe Kering "Satempe" Sumpia "Tiga Saudara" Wajik "Wadjiek"

Potential Solutions to Global Food Crisis

Krisis pangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan dalam mengakses, memperoleh, atau membeli makanan. Salah satu sumber utama dari krisis pangan yang terjadi di dunia adalah adanya ketidakseimbangan antara peningkatan jumlah penduduk dengan usaha untuk tentap menjaga ketersedian pangan sekaligus pelestarian lingkungan beserta ekosistemnya secara berkelanjutan. Masalah pertumbuhan jumlah manusia yang pesat juga diperparah dengan terjadinya kelangkaan air bersih, erosi/kerusakan tanah, dan perubahan iklim. Masalah-masalah tersebut kian memacu problema krisis pangan global. Fraser, dkk. dalam artikel jurnal yang berjudul "Biotechnology or Organic? Extensive or Intensive? Global or Local? A Critical Review of Potential Pathways to Resolve the Global Food Crisis" mengkaji berbagai perspektif dalam menyelesaikan isu krisis pangan beserta opini yang saling bertolak belakang terkait perspetif tersebut. Menurut Fraser, dkk., krisis pangan dapat disebabkan oleh dua hal: ...