Skip to main content

Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Tomohon melalui Pendirian Pabrik Pengolahan Nira Aren Zero Waste


Seperti yang sudah dibahas pada post sebelumnya, terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi  terbentuknya suatu budaya dalam suatu kelompok. Tidak semua budaya yang terbentuk merupakan budaya yang baik untuk dipertahankan. Sehingga, perlu dilakukan suatu tindakan atau rangsangan yang dapat mengubah budaya yang tidak baik itu. Dikarenakan budaya biasanya terbentuk sebagai sebuah kebiasaan yang telah mendarah daging dalam suatu kelompok, maka terkadang dibutuhkan suatu dorongan atau rangsangan dari pihak luar atau eksternal.


Salah satu contoh nyata pengaruh eksternal yang telah mengubah budaya dari suatu kelompok adalah pengaplikasian teknologi pengolahan nira pohon aren zero waste menghasilkan gula aren dan energi bioetanol di desa daerah Tomohon, Sulawesi Utara.

Pohon aren merupakan tanaman multipurpose, yaitu dapat menghasilkan hingga 60 jenis produk. Gula aren merupakan produk utama dari pohon aren (sugar palm). Pohon aren ini memiliki produktivitas yang lebih baik apabila ditanam di hutan dengan biodiversitas tinggi. Gula aren diproduksi dari jus atau cairan manis yang dikeluarkan oleh batang pohon aren saat dipotong, yang mana cairan tersebut disebut nira. 

Pendirian pabrik desa pengolahan nira aren di Tomohon - Masarang, diprakarsai oleh Dr. Willie Smith, seorang ahli lingkungan. Pendiriannya Yayasan Masarang ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk meningkatkan hajat hidup masyarakat di desa Tomohong dengan memanfaatkan sumber daya alam berupa nira pohon aren. Segala keuntungan dari proses pengolahan nira aren ini diberikan ke masyarakat setempat.

Nira pohon aren diolah di pabrik desa (village hub). Di sana, nira aren tidak hanya diolah menjadi gula, tetapi juga mendukung infrastruktur dari desa, yaitu dalam penyediaan bahan bakar berupa bioethanol. Proses produksi menggunakan teknologi sederhana dan efisien, sehingga dapat menghasilkan proses pengolahan yang zero waste.

Bagaimana prosesnya?

1. Pengumpulan nira aren
Nira aren dikumpulkan setiap 2 hari sekali. Satu pohon dalam sehari dapat menghasilkan 15-50 liter nira yang mengandung 10-17% gula. 

2. Pemasakan nira aren
Pemasakan harus dilakukan langsung setelah proses pengumpulan, dikarenakan nira dapat dengan cepat rusak bila tidak diproses segera. Pada desain pabrik nira zero waste ini, 5-8 petani nira dengan daerah panen yang berdekatan akan mengumpulkan hasil panen nira mereka untuk dimasak bersama-sama menggunakan rocket stove. Penggunaan bersama ini lebih mengefisiensikan bahan bakar berupa kayu bakar yang dibutuhkan, serta desain dari rocket stove yang lebih meminimalisasi asap hasil pembakaran. Banyaknya nira yang dibawa oleh setiap petani akan dicatat untuk memastikan pembayaran hasil panen yang adil ke setiap petani. Pemasakan dilakukan hingga nira berkadar gula 20%.

3. Pengangkutan nira ke village hub (pabrik desa pengolahan nira)
Di sini, nira aren diolah menjadi 2 produk, yaitu bioetanol dan gula aren.

A. Bioetanol
Bioetanol yang dihasilkan digunakan sebagai bahan bakar untuk kebutuhan masyarakat lokal. Produksi bioetnol dilakukan dengan memasukkan nira ke dalam wadah fermentasi dan dicampurkan dengan bubuk ragi. Kemudian etanol yang dihasilkan dipisahkan dari cairan menggunakan distiler. Bioetanol dapat digunakan sebagai sumber energi kendaraan bermotor, pencahayaan, dsb. Gas CO2 sebagai hasil samping proses produksi boetanol digunakan lagi sebagai energi untuk menghasilkan pakan ternak. 

B.  Gula aren
Nila aren konsentrasi gula 20% yang telah dikumpulkan di intake vessel, dialirkan ke evaporator. Evaporasi membuat nira aren terkonsentrasi menjadi 67% gula. Kemudian, nira dengan konsentrasi 67% gula tersebut ditransportasikan ke pabrik utama Yayasan Masarang untuk diproses lebih lanjut, menghasilkan produk gula aren yang siap dipasarkan. Produk sampingan dari rangkaian produksi gula aren juga dimanfaatkan kembali. Contohnya adalah: (1) Penggunaan intake vessel yang dilengkapi kondensor, mengubah uap air yang terevaporasi menjadi air yang kemudian diolah di purifier menjadi drinkable water. (2) Arang hasil samping pembakaran kayu digunakan sebagai filter dalam alat purifier.

Pendirian pabrik pengolahan nira aren terintregasi di Tomohon ini telah mengubah budaya hidup dari masyarakat setempat. Dulu, sebelum didirikannya pabrik pengolahan ini, sebagian besar hasil panen nira dari pohon aren diproduksi menjadi minuman keras tuak (saguel). Pendirian pabrik tersebut membantu dalam mengubah budaya yang kurang baik tersebut dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat dengan membuka mata pencaharian, sumber pendapatan, dan peningkatan fasilitas maupun infrastruktur.

Video untuk mengetahui informasi lebih lengkap seputar Pabrik Pengolahan Nira Aren oleh Yayasan Masarang ini dapat diakses di link ini.

Comments

Popular posts from this blog

Fermentasi dalam Pembuatan Wine

Fermentasi adalah salah satu cara pemrosesan bahan pangan dengan memanfaatkan mikroorganisme (bakteri atau jamur) atau enzim yang dihasilkan oeh mikroorganisme. Contoh penerapan dari fermentasi yang memanfaatkan mikroorganisme, yaitu pada pembuatan wine. Wine Wine bisa dibuat dari beberapa bahan dasar, terutama buah-buahan , seperti anggur, berry-berry-an bahkan pisang. Red wine and White wine Wine dengan bahan dasar anggur terdiri dari 2 jenis, wine merah ( red wine)  dan wine putih ( white wine ).  Red wine  terbuat dari anggur merah, sedangkan white wine   terbuat dari anggur putih. Sumber :  http://www.millfieldwines.com/red-or-white-making-the-right-decision/ Cara pembuatan wine dari anggur Pembuatan wine dengan bahan dasar anggur memanfaatkan yeast atau ragi  Saccharomyces cerevisiae . Berikut adalah tahapan dalam pembuatan wine. 1. Anggur dihancurkan hingga terbentuk jus. 2. Menambahkan gula dan yeast ke dalam jus. Yeast atau ra...

Pameran Produk Mahasiswa Universitas Surya

Pada hari Rabu tanggal 25 Juli 2018, mahasiswa  Nutrition and Food Technology  Universitas Surya mengadakan pameran produk hasil tugas mata kuliah Keterampilan Manajemen.  Kunjungan ke display produk dodol durian "Dolan" Terdapat total 13 produk makanan yang dipamerkan, yaitu: Abon Ikan "Bon Bon" Permen Cokelat "Chocoday" Dodol Durian "Dolan" Telur Gabus Manis "Gaju" Enting-Enting Gepuk "Genting" Kastengel "Kaasstle" Nastar "Nastahhh" Opak Singkong "Oppa" Ampyang "Palmnotte" Emping Melinjo "Ping-O" Sambal Tempe Kering "Satempe" Sumpia "Tiga Saudara" Wajik "Wadjiek"

Potential Solutions to Global Food Crisis

Krisis pangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan dalam mengakses, memperoleh, atau membeli makanan. Salah satu sumber utama dari krisis pangan yang terjadi di dunia adalah adanya ketidakseimbangan antara peningkatan jumlah penduduk dengan usaha untuk tentap menjaga ketersedian pangan sekaligus pelestarian lingkungan beserta ekosistemnya secara berkelanjutan. Masalah pertumbuhan jumlah manusia yang pesat juga diperparah dengan terjadinya kelangkaan air bersih, erosi/kerusakan tanah, dan perubahan iklim. Masalah-masalah tersebut kian memacu problema krisis pangan global. Fraser, dkk. dalam artikel jurnal yang berjudul "Biotechnology or Organic? Extensive or Intensive? Global or Local? A Critical Review of Potential Pathways to Resolve the Global Food Crisis" mengkaji berbagai perspektif dalam menyelesaikan isu krisis pangan beserta opini yang saling bertolak belakang terkait perspetif tersebut. Menurut Fraser, dkk., krisis pangan dapat disebabkan oleh dua hal: ...