Skip to main content

Kebiasaan Makan Manusia - Faktor apa saja yang memengaruhi?

Sumber: http://nrai.org

Tanpa disadari, apa yang biasa kita makan sehari-hari sebenarnya merupakan bentuk manifestasi dari berbagai faktor yang dapat memengaruhi.  Manifestasi dari berbagai faktor tersebut menyebabkan masing-masing kelompok manusia memiliki kebiasaan makan yang unik. Adapun, terdapat 10 faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan seseorang, yaitu dijabarkan sebagai berikut:
1. Faktor Agama
Agama merupakan salah satu faktor yang cukup terlihat jelas sangat memengaruhi pola makan. Terlebih masyrakat Indonesia terdiri dari beragam agama. Contoh bagaimana faktor agama mempengaruhi kebiasaan makan adalah pemeluk agama Budha yang sangat mendalami biasanya merupakan seorang vegetarian, seorang Muslim mempercayai bahwa babi tidak halal untuk dimakan.
2. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi akan mempengaruhi pola makan dan kualitas makan dari seseorang. Pola makan yang dimiliki setiap orang tentunya akan menyesuaikan dengan kemampuan ekonomi yang dimiliki.
3. Faktor Suku atau Bangsa
Contoh menarik dari pengaruh faktor suku dan bangsa adalah perbandingan kebiasaan makan negara Jepang dengan Korea. Meskipun kedua negara ini memiliki letak yang berdekatan, namun terdapat perbedaan cara makan yang cukup nyata. Contohnya pada saat makan bersama, orang Korea jarang terlihat membedakan alat makan yang digunakan untuk mengambil lauk pauk dengan alat yang kontak langsung dengan mulut.   
4. Fakor Lingkungan atau Keluarga
5. Faktor Geografis
Faktor geografis dalam mempegaruhi kebiasaan makan seseorang dapat disebabkan oleh alasan kemudahan maupun adanya unsur keterpaksaan. Contoh: Masyarakat yang tingga di sekitar pesisir pantai, biasanya lebih suka makan makanan olahan ikan karena didukung sumber yang mudah diperoleh. Di sisi lain, perubahan kebiasaan makan juga dapat terjadi karena sebagai upaya manusia untuk beradaptasi, contohnya pada proses transmigrasi sekelompok manusia akibat bencana alam yang dialami di tempat tinggal aslinya. Ini membuat kebiasaan makan harus menyesuaikan dengan kondisi geografis tempat tinggal baru.
6. Faktor Kebutuhan Khusus
Pada faktor ini, biasanya kebiasaan makan mengacu pada kelompok-kelompok tertentu, contohnya atlet, bayi, penyandang penyakit tertentu (diabetes membutuhkan makanan rendah gula), alergi, dsb.
7. Faktor Pendidikan
Seberapa jauh pengetahuan yang dimiliki seseorang akan makanan berpengaruh terhadap pola makannya. Contoh: seseorang yang lebih berpengetahuan akan bahaya mengonsumsi makanan tertentu dalam frekuensi yang tinggi atau berlebihan cenderung memiliki kesadaran untuk mengurangi asupan makan tersebut sehari-hari.
8. Faktor Usia
Contoh: bayi sudah siap mengonsumsi makanan berbentuk padat pada saat sudah memasuki usia tertentu.
9. Faktor Teknologi
Pemanfaatan teknologi yang lebih maju membuat semakin bervariasinya makanan yang dapat dihasilkan oleh suatu bahan baku. Penggunaan teknologi yang sudah maju juga identik dengan lebih baiknya kualitas suatu produk pangan yang dihasilkan.
10. Faktor Kesejahteraan

Budaya dan makanan selalu berkembang dan saling memberikan timbal balik pengaruh ke satu sama lain.

Comments

Popular posts from this blog

Fermentasi dalam Pembuatan Wine

Fermentasi adalah salah satu cara pemrosesan bahan pangan dengan memanfaatkan mikroorganisme (bakteri atau jamur) atau enzim yang dihasilkan oeh mikroorganisme. Contoh penerapan dari fermentasi yang memanfaatkan mikroorganisme, yaitu pada pembuatan wine. Wine Wine bisa dibuat dari beberapa bahan dasar, terutama buah-buahan , seperti anggur, berry-berry-an bahkan pisang. Red wine and White wine Wine dengan bahan dasar anggur terdiri dari 2 jenis, wine merah ( red wine)  dan wine putih ( white wine ).  Red wine  terbuat dari anggur merah, sedangkan white wine   terbuat dari anggur putih. Sumber :  http://www.millfieldwines.com/red-or-white-making-the-right-decision/ Cara pembuatan wine dari anggur Pembuatan wine dengan bahan dasar anggur memanfaatkan yeast atau ragi  Saccharomyces cerevisiae . Berikut adalah tahapan dalam pembuatan wine. 1. Anggur dihancurkan hingga terbentuk jus. 2. Menambahkan gula dan yeast ke dalam jus. Yeast atau ra...

Pameran Produk Mahasiswa Universitas Surya

Pada hari Rabu tanggal 25 Juli 2018, mahasiswa  Nutrition and Food Technology  Universitas Surya mengadakan pameran produk hasil tugas mata kuliah Keterampilan Manajemen.  Kunjungan ke display produk dodol durian "Dolan" Terdapat total 13 produk makanan yang dipamerkan, yaitu: Abon Ikan "Bon Bon" Permen Cokelat "Chocoday" Dodol Durian "Dolan" Telur Gabus Manis "Gaju" Enting-Enting Gepuk "Genting" Kastengel "Kaasstle" Nastar "Nastahhh" Opak Singkong "Oppa" Ampyang "Palmnotte" Emping Melinjo "Ping-O" Sambal Tempe Kering "Satempe" Sumpia "Tiga Saudara" Wajik "Wadjiek"

Potential Solutions to Global Food Crisis

Krisis pangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan dalam mengakses, memperoleh, atau membeli makanan. Salah satu sumber utama dari krisis pangan yang terjadi di dunia adalah adanya ketidakseimbangan antara peningkatan jumlah penduduk dengan usaha untuk tentap menjaga ketersedian pangan sekaligus pelestarian lingkungan beserta ekosistemnya secara berkelanjutan. Masalah pertumbuhan jumlah manusia yang pesat juga diperparah dengan terjadinya kelangkaan air bersih, erosi/kerusakan tanah, dan perubahan iklim. Masalah-masalah tersebut kian memacu problema krisis pangan global. Fraser, dkk. dalam artikel jurnal yang berjudul "Biotechnology or Organic? Extensive or Intensive? Global or Local? A Critical Review of Potential Pathways to Resolve the Global Food Crisis" mengkaji berbagai perspektif dalam menyelesaikan isu krisis pangan beserta opini yang saling bertolak belakang terkait perspetif tersebut. Menurut Fraser, dkk., krisis pangan dapat disebabkan oleh dua hal: ...